Google

Friday, August 17, 2007

Who was the sender?



Kira menggaruk kepalanya dengan tangan kiri, sementara kedua matanya nanar menatap berbagai persamaan fisika pada buku di hadapannya. Limabelas menit berlalu, tapi belum ada satu ide pun untuk memecahkan soal ini, padahal dua puluh menit lagi tugas harus dikumpulkan.

"Gawat nih...", gumamnya. Kira celingukan, mencari barangkali ada seorang teman yang bisa diminta pertolongan. Tapi harapan tinggal harapan, karena pada semester itu cuma dia sendiri yang mengambil kuliah fisika lanjut, atau tepatnya mengulang. Kalau tugas ini tidak dikumpulkan, bisa-bisa dia kehilangan 40% porsi nilai akhirnya, sehingga nilai B yang ditargetnya pun tak akan tercapai, dengan selisih skor 1 poin saja.

"Tenang.. kamu pasti bisa", hibur Kira pada dirinya sendiri. Ditatapnya soal itu lekat-lekat, lalu jarinya mulai menggoreskan pena yang sedari tadi cuma dia mainkan. Belum satu baris selesai, tiba-tiba handphone nya bergetar dan mengeluarkan bunyi singkat. "Sial, padahal lagi konsentrasi nih...".

Meskipun tugas ini jelas lebih penting, tapi Kira tak bisa menahan rasa penasarannya. Ditekannya beberapa tombol, lalu keningnya berkerut. Nomor asing.

<085228142888> Kira,hr ini jd ketemu kan?Kau sdh janji mengajari aku.Ok.Look at the ground floor.

"Nomor siapa ini? Apa maksudnya?" Kira tak mengerti. Sambil geleng-geleng kepala, ditaruhnya HP itu, lalu tangannya kembali memegang pulpen. Tugas ini lebih penting, batinnya. Tapi tak urung juga matanya melirik ke handphone di samping buku itu. Seperti tersadar ada yang mengamati, benda itu kembali bergetar. Nomor yang sama.

<085228142888> )*%@@*!$(*&%

Kali ini Kira menatap layar warna itu dengan terpaku. Sederetan simbol itu telah memaksanya berpikir, bukan berpikir untuk menyelesaikan soal tetapi berpikir bahwa seseorang sedang mengirimkan lelucon (atau sandi?) kepadanya. Dan sebuah cengkeraman pada bahunya membuat Kira melonjak dari kursi taman itu. "Aahhh..."

Ami tersenyum, "Wah kau ini bikin kaget saja."

"Seharusnya AKU yang musti bilang begitu..", gerutu Kira. Menyadari siapa yang baru saja muncul, tiba-tiba rasa jengkelnya lenyap, digantikan oleh sikap yang manis sekali. "Ami yang baik hati, bukankah kau sahabat terbaikku? Jadi maukah kau menolongku sekali ini?" Mukanya berubah menjadi sangat menyenangkan.

Ami mengerutkan kening, "Sikapmu itu ... Kalau saja aku adalah polisi yang sedang menginterogasi seorang saksi sepertimu, maka namamu aku taruh di urutan pertama daftar tersangka," balas Ami, tak terkesan dengan sikap Kira.

"Hei, bukan begitu Ami, aku cuma mau minta tolong ini lho...," kata Kira sambil menunjukkan kertas soal padanya. "Kalau ini ndak jadi, atau ndak aku kumpulkan ke dosen, bisa-bisa aku hattrick ngulang lagi."

"Aduh, gimana ya Ra," elak Ami, sok jual mahal. Diambilnya notes dari sakunya, "Aku hari ini sudah ada janji sama Mbak Rini, mau bikin proposal di lab komputer lantai atas. Soalnya keyboard komputerku yang kau janjikan tempo hari itu belum juga kau perbaiki. Manalah bisa komputer tanpa keyboard? Nanti siang aku juga mau ketemu sama Andre di labnya, dia mau bicara sama aku tentang sesuatu. Oya, ia juga kemaren bilang padaku untuk menagih buku padamu. Tapi kurasa kau tidak membawanya bukan? Dengan kesibukan itu, hari ini aku pasti harus naik turun tangga seharian, tidakkah kau merasa kasihan padaku? Sudah dulu y.." Ami langsung saja berlari menuju tangga.

"Seharusnya KAU yang merasa kasihan padaku," seru Kira. Dia tak bisa mencegah Ami yang sudah naik tangga. "Dan apa yang mau kau bicarakan sama Andre?" Ami cuma tersenyum, entah dia dengar atau tidak.

Belum lepas pandangannya dari Ami, tiba-tiba ia menyadari sesuatu, "Jangan-jangan.."

"Mm, coba aku cek dulu," Kira mengambil sebuah kotak kardus persegi panjang dari tas punggungnya, lalu mengeluarkan isinya. Kemudian Kira membuka lagi dua SMS asing tadi, dan membandingkannya dengan isi kotak tadi. Sambil tersenyum puas, Kira mulai menulis SMS baru, dan mengirimkannya ke sebuah nomor yang ada di phonebook-nya.

"Untung kotak ini belum aku kembalikan, ada gunanya juga. Ternyata DIA yang mengirim SMS itu. Dasar..."


Question:
1. Apa isi kotak kardus itu?
2. Siapa yang mengirim 2 SMS?
3. Berapakah skor minimal yang harus dicapai Kira untuk mendapat nilai B, dalam rentang 0 - 100?

Sunday, July 8, 2007

Simple Case

Simple case

Robert was facing a paper when Kira suddenly hit his back. He jumped up and instantly screamed. Kira didn't care, she just wanted to know what her friend was doing. Although Robert is still surprised, she didn't care and asked, "What are you doing Rob?

He answered spontantly, "Count for your birthday..I think I am gonna give you a prize, kind of TNTs.."

"Really? I am so scare... huuuuuu."

She looked at a device Robert held, "What are you doing with that?."

"It has no bussiness with you, but, by the way, because you have surprised me, you have to help me. This item doesn't work well. I can't figure out the correct result of my arithmatics, compared to my own calculation."

It is a calculator. Kira said, "Mmm... let me see. Give me your note."

She looked at the Robert's writing, it showed: 123456789+987654321.
"What are you thinking with these reversed numbers? Anyway you can just use calculator.."

"THAT's what I was doing, ..but calculator show the different result.. I don;t know, it's just keep bother me..how could calculator wrong? Or my arithmatic is so bad?"

She compare the result, then pushed some numbers, and soon smiled to Robert. "I can't believe you could join this school. This is an easy problem." She showed display on calculator, but Robert is seem still not understand.

The display showed:
987654321 + 12345679 = 1000000000
But the result of Robert's note = 1100000000

"What's wrong with this? Hei Kira, you must tell me.. hei don't go..."

Kira run away.

The question is:
What's wrong with the calculator?

Preliminary

Hi. My name is Kira. It doesn't matter who am I and where am I, but let me take you to assist me. My favourite: case solving! Yes, let's play as a private detective. There are no crimes, no cops, no culprits. They are all only imaginations. If you have similar interesting cases, share with us. Ok.